Judul | : | MENCARI BENTUK OTONOMI DAERAH | |
Pengarang | : | Dr. J. Kaloh | |
Penerbit | : | Rineka Cipta | |
Cetakan Ke | : | Cet. 2 | |
Tahun Terbit | : | 2007 | |
Bahasa | : | Indonesia | |
Jumlah Halaman | : | 315 hlm | |
Kertas Isi | : | HVS | |
Cover | : | Soft | |
Ukuran | : | 14 x 21 cm | |
Berat | : | 300 gram | |
Kondisi | : | Baru | |
Harga | : | Rp 60,000 | diskon 20 % |
Bayar | : | Rp 48,000 | |
Stock | : | 1 |
MENCARI BENTUK OTONOMI DAERAH
Pengarang: Dr.
J. Kaloh
Penerbit:
Rineka Cipta
DAFTAR ISI
BAB 1PENDAHULUAN
Umum
Otonomi daerah
dalam perspektif historis pendiri Negara
Kebangkitan
daerah
Alur piker
manajemen pemerintahan daerah
BAB 2 KONDISI POLITIK DAN OTONOMI DAERAH SEBELUM ERA
REFORMASI
Umum
Dimensi
politik nasional
Dimensi
pemerintahan daerah dan otonomi daerah di bawah UU no. 5 tahun 1974
BAB 3 PENGARUH LINGKUNGAN STRATEGIS TERHADAP PENYELENGGARAAN
OTONOMI DAERAH
Pengruh
globalisasi terhadap otonomi daerah
Pengaruh
perkembangan iptek terhadap otonomi daerah
Pemerintahan
daerah di tengah perkembangan dunia dalam persektif internasional dan
kecenderungan global
BAB 4 OTONOMI DAERAH BERDASARKAN UU NOMOR 22 TAHUN 1999
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Dimulainya
reformasi otonomi daerah
Undang-undang
pertama otonomi daerah di era reformasi
otonomi daerah
sebagai paradigm baru
BAB 5 OTONOMI DAERAH BERDASARKAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH: SEBUAH PENYEMPURNAAN
Filosofi UU
no. 32 tahun 2004
Memaknai
perubahan
Paradigm
perubahan
Penguatan
demokrasi lokal
BAB 6 BANDUL PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintahan
di daerah dalam era UU no. 5 tahun 1974
Euphoria
otonomi diawali lahirnya UU no. 22 tahun 1999
Mengkritisi UU
no. 22 tahun 1999
Pemerintahan
daerah di era UU no. 32 tahun 2004
Mengkritisi UU
no. 32 tahun 2004
BAB 7 PENGEMBANGAN PEMERINTAHAN UMUM DAN PEMBINAAN WILAYAH
DALAM OTONOMI DAERAH
Pemerintahan
umum
Pembinaan
wilayah
Pentingnya
pembinaan wilayah
Pola pembinaan
wilayah
Tugas dan
fungsi pembinaan wilayah
Pejabat
Pembina wilayah
BAB 8 EKSISTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MELAKSANAKAN
OTONOMI DAERAH
Kondisi
aparatur sebelum era otonomi daerah
Urgensi dan
problematika reformasi birokrasi
Pengembangan
sumber daya aparatur di era otonomi daerah
otonomi daerah
sama dengan tanggung jawab aparatrterhadap penanggulangan kemiskinan
BAB 9 HUBUNGAN FUNGSIONAL EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DI ERA
OTONOMI LUAS
Penyelenggaraan
pemerintahan
Tiga pola
hubungan
Mengembangkan
pola hubungan yang kondusif
BAB 10 MEMBANGUN KERJA SAMA TIM SERTA KONVERGENS DALAM
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Pentingnya
koordinasi dan jaringan kerja
Makna
koordinasi dan jaringan kerja
Pentingnya
negosiasi dan kolaborasi
Permasalahan
kronis dalam organisasi pemerintahan
Divergensi
merupakan suatu keharusan
Kepemimpinan
Visi dan misi
organisasi
Kejelasan
tupoksi dan akuntabilitas
Membangun
model mental
Membangun
konversasi dan dialog
BAB 11 PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar