Judul | : | PENDIDIKAN KARAKTER (EDUCATING FOR CHARACTER) | |
Pengarang | : | Thomas Lickona | |
Penerbit | : | Nusamedia | |
ISBN | : | 978-979-1305-72-3 | |
Edisi/ Cet | : | Cet 1 | |
Tahun Terbit | : | 2013 | |
Bahasa | : | Indonesia | |
Jumlah Halaman | : | xx + 552 hlm | |
Kertas Isi | : | HVS | |
Cover | : | Soft | |
Ukuran | : | 15,5 x 23,5 cm | |
Berat | : | 800 Gram | |
Kondisi | : | Baru | |
Harga | : | Rp. 85.000 | diskon 15% |
Bayar | : | Rp. 72.250 | |
Stock | : | 1 |
PENDIDIKAN KARAKTER PANDUAN LENGKAP MENDIDIK SISWA MENJADI PINTAR
DAN BAIK (EDUCATING CHARACTER)
Pengarang : Thomas Lickona
Penerbit : Nusamedia
DAFTAR ISI :
BAGIAN SATU
PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER
1. PERSOALAN PENDIDIKAN NILAI
Pintar dan baik: dua tujuan besar
pendidikan
Pendidikan budi pengerti : fondasi
demokrasi
Mengapa pendidikan moral mengalami
kemunduran
Decade 1960-an dan 1970-an :
kebangkitan “Personalisme”
Klarifikasi nilai: personalisme masuk
ke sekolah
Gejala- gejala penurunan moral
Merangkum kesimpulan untuk pendidikan
nilai
Catatan akhir
2. PENDIDIKAN KARAKTER- DAN MENGAPA
SEKOLAH MEMBUTUHKAN BANTUAN DARI RUMAH
Program yang dapat dijalankan
Apakah pendidikan nilai dapat membuat
perbedaan?
Apa yang ditunjukkan oleh penelitian
Peran keluarga
Perubahan dalam keluarga
Ketika orang tua dan anak tak punya
hubungan dekat
Sulitnya kondisi yang dihadapi sekolah:
sebuah pekerjaan yang semakin besar dengan sedikit kecil
Sekolah dan keluarga: mitra penting
Catatan akhir
3. NILAI- NILAI APA YANG HARUS
DIAJARKAN SEKOLAH?
Hakikat “ nilai moral”
Perbedaan antara moralitas dan agama
Dua nilai moral dasar: sikap hormat dan
bertanggung jawab
Nilai- nilai moral lain yang harus
diajarkan sekolah
Membuat daftar nilai- nilai target
Catatan akhir
4. KARAKTER YANG BAIK
Karakter yang baik
Contoh karakter yang baik
Pengetahuan moral
Perasaan moral
Tindakan moral
Karakter dan lingkungan moral
Catatan akhir
BAGIAN DUA
STRATEGI MENGAJARKAN SIKAP HORMAT DAN
TANGGUNG JAWAB DI KELAS
PENDAHULUAN
5. GURU SEBAGAI PENAGRUH, TELADAN DAN
PEMBIMBING
Guru sebagai pengaruh: memperlakukan
siswa dnegan hormat dan kasih sayang
Ketika anak- anak tak mengetahui
jawabannya
Menghormati masalah yang dianggap
penting oleh anak- anak
Membangun hubungan baik dengan kasih
sayang
Mengkobinasikan contoh baik dan
pengajaran langsung
Membantu siswa berpikir jernih soal
kecurangan
Mengajari siswa untuk peduli terhadap
nila- nilai moral
Bercerita sebagai bentuk pengajaran
moral
Guru sebagai pengasuh, teladan dan
pembimbing
Membimbing satu demi satu
Memberi tuntutan individual pada siswa
Merangkul siswa melalui komunikasi
tertulis
Batas- batas untuk tindakan yang bisa
dilakukan guru
Catatan akhir
6. MEMBANGUN KOMUNITAS MORAL DALAM
KELAS
Membantu siswa mengenal satu sama lain
Membersihkan kubu- kubu sosial
Membangun komunitas bersama siswa kelas
atas
Mengajari siswa untuk menghormati,
mendukung, dan peduli kepada satu sama lain
Menghentikan anak- anak untuk mendukung
satu sama lain
Membangun rasa keanggotan
Membangun identitas kelompok
Membangun perasaan menjadi anggota
kelompok yang dihargai pada diri setiap siswa
Membangun tanggung jawab bersama dan
terhadap kelompok
Catatan akhir
7. DISIPLIN MORAL
Menunjukkan kewenangan moral di dalam
kelas
Pendekatan kooperatif dalam penetapan
peraturan
Menyusun peratursan kelas untuk sekolah
menengah
Membuat dan menegakkan konsekuensi
Apakah konsekuensi harus bersifat tetap
atau berubah- ubah
Merangkul siswa pembangkang
Time out dan pertemuan individual
Rencana Kevin
Dukungan situasional untuk control diri
Saat paling tepat menyertakan
konsekuensi negative dalam rencana pribadi
Control diri dengan kesadaran diri
Bereksperimen untuk menemukan cara yang
efektif
Mengunakan insetif positif
Melibatkan orang tua
Unsur- unsur disiplin moral
Profil seorang guru disiplin moral
Catatan akhir
8. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG
DEMOKRATIS: RAPAT KELAS
“Bu Wilcox, kelas kami kelas paling
buruk di sekolah ini”
Rapat kelas sebagai sarana untuk
mengembangkan karakter
Tujuan dan macam rapat kelas
Membangun- komunitas melalui rapat
kelas
Menyelesaikan- masalah melalui rapat
kelas
Memperluas peran siswa dalam
pengambilan keputusan
Membangun rapat kelas yang berhasil
Apa yang terjadi jika siswa melanggar
peraturan rapat kelas
Membangun kemampuan partisipasi siswa
Peran rapat kelas Dalam kehidupan kelas
Mendukung nilai- nilai yang baik
Catatan akhir
9. MENGAJARKAN NILAI- NILAI MORAL
MELALUI KURIKULUM
Kurikulum sebagai pendidikan moral
Mengajari cara menghormati dan
bertanggung jawab pada binatang
Dari kepedulian terhadap binatang
menuju kepeduilian terhadap hak- hak binatang
Pendekatan- pendekatan tingkat sekolah
terhadap kurikulum berpusat nilai
“Isu dan nilai etis apakah yang
terdapat dalam pelajaran yang saya ajarkan?”
Memilih materi yang baik
Nilai etis dalam sejarah Amerika
Memilih strategi mengajar yang efektif
Menjadikan etika sebagai tema pemersatu
kurikulum akademis
Leteratur sebagai bahan utama kelas
etika
Zaman pertengahan sebagai kurikulum
moral
Anak- anak sebagai sejarawan lisan
Pembicara tamu
Strategi mengajarkan nilai- nilai
melalui kurikulum
Pendidikan multicultural
Program yang sudah diterbitkan
Catatan akhir
10. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Manfaat pemeblajaran kooperatif
Delapan macam pembelajaran kooperatif
Bagaimana memaksimalkan keberhasilan
dalam pembelajaran kooperatif
Kelas yang oenuh dengan kacang-
kacangan
Catatan akhir
11. NURANI DALAM BEKERJA
Buah dari sikap apatis
Mengapa bekerja memiliki arti moral
penting
Bekerja dan prinsip realitas
Tantangan bagi sekolah
Pentingnya ekspektasi yang tinggi
Mengajarkan evaluasi diri
Mengembangkan keahlian yang
sesungguhnya
Pentingnya kesuksesan dini
Selebrasi kesuksesan
Mengajar dengan memperhatikan perbedaan
gaya belajar
Membangun nurani dalam bekerja
Mengajar dengan memperhatikan minat
siswa
Pekerjaan rumah (PR)
Catatan akhir
12. MENDORONG REFLEKSI MORAL
Perlunya refleksi moral
Kesalahan relativisme moral
Relativisme di dalam kelas: sebuah
studi kasus
Memahami moralitas dasar dengan baik
Mempelajari pekerjaan sederhana
Values clarification (klarifikasi
nilai)
Apakah ada fitur yang berharga dalam
klarifikasi nilai
Anak sebagai filosof moral
Dilemma Sharon: katakana atau tidak?
Dalam merespon dilemma Sharon
Guru sebagai Socrates
Siswa kelas satu menangani dilemma
moral
Catatan akhir
13. MENAIKKAN LEVEL DISKUSI MORAL
Dilemma mary
Apa yang harus dilakukan guru jika
siswa membangkang dan membela nilai- nilai buruk?
Guru sebagai pemimpin diskusi
Menggunakan format terstuktur untuk
mendorong pemikiran kritis
Menggunakan kurikulum yang sudah ada
untuk membangun refleksi moral
Unit kurikulum yang dirancang guru
Permainan peran
Menggambarkan “Etika yang baik” atau
“Etika yang buruk”
Belajar menimbang dengan benar
Membantu siswa membangun pemahaman diri
“Apakah yang dimaksud dengan hati
nurani”
Catatan akhir
14. MENGAJARKAN ISU KONTROVERSIAL
Menangani isu controversial dengan
adil: perang Vietnam
Bagaimana dengan pandangan guru
Debat moral
Memperdebatkan isu etis dalam sains
Haruskah sekolah mendiskusikan isu yang
mudah tersulut seperti aborsi
Membaut pedoman bagi sekolah untuk mempelajari
isu- isu controversial
Membuat kelas menjadi tempat yang aman
untuk keberagaman
Dua visi feminis yang berbeda dalam isu
aborsi
Pendekatan kooperatif terhadap isu- isu
controversial
Catatan akhir
15. MENGAJARKAN CARA MENYELESAIKAN
KONFLIK
Konflik dalam kelas
Kurikulum konflik
Pelatihan ketrampilan terstuktur
Menggunakan rapat kelas untuk menangni
konflik
Mendiskusikan masalah dnegan
menyebutkan nama
Membimbing siswa melewati konflik nyata
Anak- anak sebagai “Pengelola Konflik”
Meningkatkan tanggung jawab siswa untuk
menyelesaikan masalah mereka sendiri
Pelatihan konflik untuk siswa yang
lebih besar
Catatan akhir
BAGIAN TIGA
STRATEGI- STRATEGI SEKOLAH UNTUK
MENGAJARKAN PENGHORMATAN DAN TANGGUNG JAWAB
16. PEDULI SAMPAI KELUAR KELAS
Membangun kesadaran terhadap kondisi
manusia
Orang- orang yang berkiprah untuk
mengubah dunia
Uluran tangan untuk para tawanan hati
nurani
Perlunya model peran yang menginspirasi
Anak- anak yang menjadi orang- orang
Samaria yang baik
Belajar untuk peduli melalui pelayanan
Sahabat kelas
Bimbingan lintas usia
Teman yang lebih besar untuk anak yang
lebih kecil
Menjangkau ke dalam masyarakat
Anak- anak yang membantu masyarakat
mereka
Sekolah untuk keadilan sosial
Catatan akhir
17. MENCIPTAKAN BUDAYA MORAL POSITIF DI
SEKOLAH
Ukuran budaya moral
Enam unsur budaya moral positif di
sekolah
Unsur 1: kepemimpinan kepala sekolah
Unsur 2: disiplin untuk tingkat sekolah
Unsur 3: membangun kesadaran komunitas
di seluruh lingkungan sekolah
Unsur 4: kepengurusan sekolah yang
demokratis
Unsur 5: menciptakan komunitas yang
baik di kalangan orang dewasa
Unsur 6: menyediakan waktu khusus untuk
menangani masalah moral
Begitulah kami adanya
Catatan akhir
18. PENDIDIKAN SEKS
Pola-pola kegiatan seksual remaja saat
ini
Akar masalah
Menakar tantangan yang dihadapi sekolah
Faktor apa yang tidak bekerja
Kasusu pendekatan pro-Anstinensi
Wajah baru pendidikan seks: program
yang mengajarkan Abstinensi dan mendorong perkembangan
Member bimbingan seksual kepada remaja
putra
Seks dan pernikahan
Masalah alat kontrasepsi
Resiko emosional seks di luar nikah
Di mana agama mulai bisa berperan
Apa yang harus dikatakan sekolah
tentang homoseksualitas
Bagaimana peran orang tua?
Arti penting guru
Catatan akhir
19. NARKOBA DAN ALCOHOL
Anak- anak dalam cengkeraman narkoba
Bagaimana narkoba mendatangkan pengaruh
merusak
Tumbuh dalam budaya narkoba
Apa yang dapat dilakukan sekolah
“Remaja bebas narkoba”
“Sekolah- sekolah narkoba”
Menghargai kesehatan pribadi
Membuat penilaian moral terhadap
narkoba
Alcohol
Mengapa begitu banyak remaja yang minum
alkohol
Sekolah- sekolah yang memerangi kebiasaan minum pada siswa: “Kami
tidak dapat melakukannya sendiri”
Pesan moral penting dalam pendidikan
alkohol
Catatan akhir
20. KERJA SAMA SEKOLAH, ORANG TUA DAN
MASYARAKAT
Mendukung keluarga
Bantuan diri atas
Tahun keluarga dan orang tua sebagai
program guru
Sekolah- sekolah abad dua Saturday
sekolah dan ornag tua sebagai mitra dalam pendidikan nilai
Bertanya kepada orang tua, “Anda ingin
akan anda menjadi orang seperti apa?”
Orang tua dalam peran kepemimpinan
Pendidikan parenting yang disponsori
sekolah pra pendidikan nilai
Mengontrol televise sebagai guru moral:
apa yang bisa dilakukan keluarga dan sekolah
Film biskop
Sekolah dan orang tua sebagai mitra
dalam menerapkan disiplin
Orang tua membant anak- anak belajar
Membantu orang tua membentuk jaringan
Sekolah sebagai kelompok pendukung
Melibatkan seluruh masyarakat
Sekolah dan masyarakat bekerja sama
melawan narkoba dan alkohol
Konflik nilai
Catatan akhir
INDEKS
TENTANG PENULIS
KEMBALI KE HALAMAN AWAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar