Sabtu, 22 Juni 2013

TAFSIR IMAM SYAFI'I, Jilid 1-3


Judul : TAFSIR IMAM SYAFI'I, Jilid 1-3
Penulis : Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran
Penerjemah : Fedrian Hasmand, Fuad S.N., Ghafur S., Arya N.A.
Penerbit : Almahira
ISBN : 978-602-8074-05-6
Edisi/ Cet ke  : Cet 1
Tahun Terbit : 2008
Bahasa : Indonesia
Kertas Isi : HVS
Cover : Hard Cover
Ukuran : 21 x 29 cm
Berat : 5.600 Gram (3 Jilid)
Kondisi : Baru
Harga : Rp. 599.000 diskon  15%
Bayar :  Rp. 509.150 
Stock : 1


Buku 1 : Surah Al-Fatihah - Surah Ali 'Imran
Buku 2 : Surah An-Nisa' - Surah Ibrahim
Buku 3 : Al-Hijr - Surah An-Nas

Keistimewaan Tafsir Imam Syafi'i

Jika Imam Syafi'i menafsirkan suatu ayat, seakan-akan dia menyaksikan langsung proses turunnya ayat tersebut. Oleh karena itu, jika kita cermati secara saksama, Tafsir Imam Syafi'i memiliki banyak keistimewaan, di antaranya:
  1. Tafsir terkemuka yang paling dekat masanya dengan masa tabi'in dan tabi'ut tabi'in.
  2. Tidak ada ruang sedikit pun bagi kisah-kisah Israiliyat.
  3. Tafsir pertama yang menyinggung dan menjelaskan masalah khusus dan umum, mutlak dan muqayyad, yang terdapat di dalam nash-nash al-Qur'an, yang dihubungkan dengan hadis-hadis Rasulullah saw.
  4. Kefasihan dan kemudahan gaya bahasa yang digunakan disertai penjelasan yang detail, sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
  5. Dalam menafsir ayat non-hukum, Imam Syafi'i menggunakan kalimat singkat.
  6. Dalam menjelaskan masalah-masalah cabang (furu'iyah) yang berkenaan dengan ayat-ayat hukum, Imam Syafi'i memberi penjelasan panjang lebar.
  7. Sandaran Imam Syafi'i pada tafsir ayat sebagai dalil bagi pendapatnya yang berkenaan dengan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip dalam mazhabnya.
  8. Imam Syafi'i konsisten dalam bersandar pada mazhab salaf dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan akidah.
  9. Dalam menafsirkan ayat, Imam Syafi'i berpedoman pada sumber-sumber berikut secara berurutan:
    • Tafsir al-Quran menggunakan al-Quran
    • Tafsir al-Quran dengan menggunakan hadis
    • Tafsir al-Quran dengan menggunakan Ijma'
    • Tafsir al-Quran dengan menggunakan Qiyas
    • Tafsir al-Quran dengan menggunakan pendapat para sahabat
    • Tafsir al-Quran dengan menggunakan pekataan para tabi'in dan imam
    • Tafsir al-Quran dengan menggunakan bahasa Arab dan gaya bahasanya.
    Syaikh Abu Zahrah telah mensinyalir langkah-langkah ini secara tidak berurutan. Dia mengatakan, "Imam Syafi'i telah menempuh jalan lurus tersebut, dia menggunakan al-Quran dan as-Sunnah untuk menetapkan suatu hukum. Jika as-Sunnah tidak ditemukan, dia akan menggunakan alat bantu dari perkataan sahabat, baik yang menyangkut hal-hal yag disepakati maupun yang diperselisihkan. Kalau tidak menemukan perkataan sahabat, dia menggunakan alat bantu sastra dan bahasa Arab, logika, dan qiyas."


KEMBALI KE HALAMAN AWAL 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar